Masjid
Raya Al Mashun atau Masjid Raya Medan atau kadang juga disebut Masjid Raya Deli,
merupakan salah satu dari dua masjid yang pernah menjadi Masjid resmi
kesultanan Deli pada masa jayanya. Masjid Raya Al Mashun juga merupakan masjid
tertua ke tiga di kota Medan setelah Masjid Al
Osmani di Labuan Deli yang juga merupakan masjid kesultanan Deli
yang pertama dan Masjid Lama Gang Bengkok di
Jalan Masjid Kesawan.
|
Masjid Raya Medan yang kokoh meski telah melewati usia
lebih dari satu abad |
Al-Mashun yang berarti ‘dipelihara’, sesuai namanya hingga kini masih terpelihara dan
terawat dengan baik. Tidak heran, karena masjid ini di masa silam merupakan
Masjid Negara pada masa jayanya Kesultanan Melayu Deli, lokasinya
berdiri hanya terpaut sekitar 200 meter dari Istana Maimun yang merupakan
Istana kesultanan Deli. Pembangunan Masjid Raya Al Mashundi mulai
pada tahun 1906, dan selesai pada tahun 1909. Secara keseluruhan biaya
pembangunan masjid ditanggung sendiri oleh Sultan Maamun Al-Rasyid Perkasa
Alamsjah, menghabiskan dana sebesar satu juta gulden Belanda.
Berdirinya
Masjid Raya Al Mashun Medan
Di tahun 1728 Tuanku Panglima Pasutan
memindahkan pusat kerajaan dari Padang Datar, ke Kampung Alai [Labuhan
Deli] Tercatat enam Sultan Deli yang pernah bertahta di Istana Kerajaan
Melayu Deli di Labuhan Deli, sejak dari Sultan Deli ke 4 hingga
Sultan Deli ke-9. Masjid
Al Osmani yang merupakan masjid Kesultanan bagi Kesultanan Deli
dibangun sejak masa pemerintahan Sultan Osman Perkasa Alam (Sultan ke-8) masih
berdiri kokoh hingga kini menjadi saksi sejarah kesultanan Melayu Deli.
Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam (Sultan
Deli ke-9) kemudian memindahkan kembali ibukota kerajaan ke daerah
Padang Datar [pusat kota medan]. Pemindahan kembali ibukota kerajaan tersebut dilakukan
setelah Kerajaan Melayu di Labuhan Deli dikuasai Belanda, ketika Sultan Mahmud
Perkasa Alam [sultan Deli ke-8) terpaksa memberikan sebagian
daerahnya menjadi tanah konsesi kepada penjajah Belanda pada tahun 1863
untuk ditanami tembakau Deli.
Di ibukota pemerintahan baru ini Kesultanan
Deli berkembang pesat, setelah Deli lepas sama sekali dari Kesultanan Aceh dan
Kesultanan Siak Sri Indrapura pada 1861. Meski masih dalam bayang-bayang
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa Alam kemudian
membangun Istana Maimun pada 26 Agustus 1888 dan selesai 18 Mei 1891.
Sultan Ma’mum Al Rasyid Perkasa
Alam memulai
pembangunan Masjid Raya Al Mashun pada tanggal 21 Agustus 1906 (1
Rajab 1324 H). Keseluruhan pembangunan rampung pada tanggal 10
September 1909 (25 Sya‘ban 1329 H) sekaligus digunakan ditandai dengan
pelaksanaan sholat Jum’at pertama di masjid ini. keseluruhan pembangunannya
menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun
mesjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama
ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun. Pendanaan
pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie,
tokoh kota medan dari etnis Thionghoa yang sejaman dengan Sultan Ma’mun Al
Rasyd turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
Arsitektural Masjid
Raya Al Mashun
Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun dirancang
oleh arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang istana Maimun, namun kemudian
prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Van Erp ketika itu dipanggil ke pulau
Jawa oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dalam proses restorasi
candi Borobudur di Jawa Tengah. Sebagian bahan bangunan diimpor antara lain:
marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia, Jerman dan kaca patri dari Cina dan
lampu gantung langsung dari Perancis. Masjid
Raya sedikit berbeda dengan masjid pada umumnya karana tidak banyak kaligrafi
sini namun banyak terdapat ukiran bunga dan tanaman yang keseluruhannya di cat.
JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid
ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko,
Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan
ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan. Empat
penjuru masjid masing-masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna
hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing-masing
beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan
lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab.
|
Interior Masjid Raya Medan |
Bangunan masjidnya terbagi menjadi ruang
utama, tempat wudhu, gerbang masuk dan menara. Ruang utama, tempat sholat,
berbentuk segi delapan tidak sama sisi. Pada sisi berhadapan lebih kecil,
terdapat ‘beranda’ serambi kecil yang menempel dan menjorok keluar.
Jendela-jendela yang mengelilingi pintu beranda terbuat dari kayu dengan
kaca-kaca patri yang sangat berharga, sisa peninggalan Art Nouveau periode
1890-1914, yang dipadu dengan kesenian Islam. Seluruh ornamentasi di dalam
masjid baik di dinding, plafon, tiang-tiang, dan permukaan lengkungan yang kaya
dengan hiasan bunga dan tumbuh-tumbuhan. di depan masing-masing beranda
terdapat tangga. Kemudian, segi delapan tadi, pada bagian luarnya tampil dengan
empat gang pada keempat sisinya, yang mengelilingi ruang sholat utama.
Gang-gang ini punya deretan jendela-jendela
tidak berdaun yang berbentuk lengkungan-lengkungan yang berdiri di atas balok.
Baik beranda maupun jendela-jendela lengkung itu mengingatkan desain bangunan
kerajaan-kerajaan Islam di Spanyol pada Abad Pertengahan. Sedangkan kubah masjid mengikuti model Turki,
dengan bentuk yang patah-patah bersegi delapan. Kubah utama dikelilingi empat
kubah lain di atas masing-masing beranda, dengan ukuran yang lebih kecil.
Bentuk kubahnya mengingatkan kita pada Masjid Raya
Banda Aceh. Di bagian dalam masjid, terdapat delapan pilar utama
berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi untuk menyangga kubah utama pada
bagian tengah. Adapun mihrab terbuat dari marmer dengan atap kubah runcing.
Gerbang masjid ini berbentuk bujur sangkar beratap datar. Sedangkan menara
masjid berhias paduan antara Mesir, Iran dan Arab.
referensi
http://bujangmasjid.blogspot.co.id/
https://id.wikipedia.org/
YOUR ADS HERE !!!