Pemimpin Muslim yang didapuk peradaban Barat dengan gelar '
Solomon the Magnificient '
atau 'Solomon
the Great '
itu adalah Sultan Sulaeman I. Sulaeman pun
tersohor sebagai negarawan Islam yang terulung di zamannya. Kharismanya yang
begitu harum membuat Sulaeman dikagumi kawan dan lawan. Di masa kekuasaannya,
Kekhalifahan Turki Utsmani memiliki kekuatan militer yang sangat tangguh dan
kuat.
Sultan Sulaiman pun begitu berjasa besar penyebaran agama Islam di daratan
Eropa. Ketika berkuasa, Sulaiman Agung - begitu orang Barat menjulukinya -
berhasil menyemaikan ajaran Islam hingga ke tanah Balkan di Benua Eropa
meliputi Hongaria, Beograd, dan Austria. Tak cuma itu, dia pun sukses
menyebarkan ajaran Islam di benua Afrika dan kawasan Teluk Persia.
Gelar Al-Qanuni yang melekat pada nama
besarnya dianugerahkan atas jasanya dalam menyusun dan mengkaji sistem
undang-undang Kesultanan Turki Usmani. Tak hanya menyusun, Sultan Sulaeman pun
secara konsisten dan tegas menjalankan undang-undang itu. Sulaiman menerapkan
syariah Islamiyah dalam memimpin rakyat yang tersebar di Eropa, Persia, Afrika,
serta Asia Tengah.
Salah satu upaya penting yang dilakukan Sulaeman agar pemerintahannya kuat dan
dicintai rakyat adalah dengan mememilih gubernur yang benar-benar berkualitas.
Ia memilih gubernur yang mewakilinya di setiap provinsi dengan selektif dan
ketat. Popularitas dan status sosial tak menjadi syarat dalam mencari kandidat
gubernur. Agar tak kecolongan, ia sendiri yang turun langsung menyelidiki jejak
rekam serta kepribadian setiap calon gubernur.
Ia mencinta seni dan kebudayaan. Selain menduduki tahta kesultanan, Sulaiman
pun dikenal sebagai salah seorang penyair yang hebat dalam peradaban Islam.
Pada era kekuasaannya, Istanbul - ibukota Usmani Turki menjelma menjadi pusat
kesenian visual, musik, penulisan serta filasafat. Inilah periode yang paling
kreatif dalam sejarah kesultanan Usmani.
Sulaiman merupakan putera Sultan Salim I. Dia terlahir pada 6 November 1494 M
di Trabzon, kawasan pantai Laut Hitam. Sejak kecil, dia sudah didik sang ayah
pelajaran dan ilmu seni berperang serta seni berdamai. Menginjak usia tujuh
tahun, Sulaiman cilik dikirim ke sekolah Istana Topkapi di Istanbul.
Sebelum menduduki tahta kesultanan Usmani, pada usia 17 tahun dia ditunjuk sang
ayah untuk menjadi gubernur pertama Provinsi Kaffa (Theodosia). Lalu setelah
itu, dia diuji dengan menduduki jabatan Gubernur Sarukhan (Manisa) dan kemudian
memimpin masyarakat di Edirne (Adrianople). Delapan hari setelah sang ayah
tutup usia, pada 30 September 1520 M, Sulaeman naik tahta menjadi sultan ke-10
Kesultanan Usmani.
Masa pemerintahannya terbilang sangat panjang, jika dibandingkan Sultan-Sultan
Ottoman lainnya. Selama berkuasa selama 46 tahun, Sultan Sulaeman begitu banyak
mencapai kemenangan dalam berbagai peperangan. Sehingga, wilayah kekuasaan
Kesultanan Usmani terbentang dari Timur ke Barat.